Teknologi Riau – Para ilmuwan di China dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences baru saja mengidentifikasi virus jenis baru. Virus tersebut berasal dari babi yang dapat menularkan ke manusia, virus tersebut bernama G4 EA H1N1 atau disingkat G4.
Meskipun pada saat ini G4 hanya menular dari hewan ke manusia, para ahli menyebut bahwa virus bisa bermutasi menjadi menular antar-manusia dan berpotensi menjadi pandemi.
Dilansir dari CBNCIndonesia.com, Para ilmuwan di universitas China dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC) dalam jurnal tersebut menyebutkan jika “flu G4 EA H1N1 memiliki semua ciri penting menjadi sangat beradaptasi untuk menginfeksi manusia.”
Flu G4 diamati sangat menular, bereplikasi dalam sel manusia, dan menyebabkan gejala yang lebih serius pada hewan ferret daripada virus lain. Tes juga menunjukkan bahwa kekebalan yang didapat manusia dari paparan flu musiman tidak memberikan perlindungan dari flu ini.
Menurut tes darah yang menunjukkan antibodi yang diciptakan oleh paparan virus, sekitar 10,4% pekerja di rumah pemotongan hewan dan industri babi di negara itu dikabarkan sudah terinfeksi.
Tes lainnya menunjukkan 4,4% dari populasi umum juga tampaknya telah terpapar virus tersebut.
Vaksin flu saat ini juga disebut tak dapat melindungi mereka yang sudah terpapar virus baru ini, sehingga mendesak pemerintah China untuk memantau para pekerja yang bekerja di industri yang memiliki kontak dengan hewan babi.
Meskipun virus telah berpindah dari hewan ke manusia, namun belum ada bukti bahwa virus flu baru ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia.
“Sangat mengkhawatirkan bahwa infeksi virus G4 pada manusia akan meningkatkan adaptasi manusia dan meningkatkan risiko pandemi pada manusia,” ungkap catatan para peneliti.
Sejak 2011 hingga 2018, para peneliti mengambil 30.000 sampel usap hidung babi dari berbagai rumah jagal dan rumah sakit hewan yang tersebar di 10 provinsi di China. Dari sini, peneliti mengisolasi setidaknya 179 virus flu babi.
Prof Kin-Chow Chang, yang bekerja di Universitas Nottingham di Inggris, mengatakan kepada BBC jika saat ini manusia hanya “sedang teralihkan dengan corona tapi tidak boleh melupakan virus baru yang berpotensi berbahaya”.
Walau virus baru ini bukan masalah langsung, ia berkata menegaskan “kita seharusnya tidak mengabaikannya.”